Tulisan ini bukan bermaksud menafsirkan secara tunggal terhadap simbol simbol yang ada di seputaran Hari raya idul fitri. Namun pembacapun bebas mengelaborasi sesuai dengan nalurinya masing masing. Simbol simbol itu biasa menghiasi dinding medsos.
Hari raya idul fitri identik dengan simbol baju baru. Tidak bisa dipungkiri saat ini, tiap rumah masing masing keluarga berapa pun anggota keluarganya pasti menyempatkan untuk beli baru. Berbeda dengan zaman penulis dulu, baju baru kadang hanya bisa dirasakan oleh orang yang berpunya saja. Sedang orang orang yang miskin, beli baju adalah hal yang berat. Zaman sekarang , bayi , remaja, orang dewasa bahkan orang tua pasti sebagian besar menyempatkan untuk beli baju baru. Bahkan tidak bisa dipungkiri baju seragam keluarga untuk menunjukkan elegenitas keluarga nya. Tidak ada yang salah dengan perilaku sosial semacam ini , bahkan hal itu membuat laju ekonomi mengalir. Toko baju, penjahit, driver, dan yang berkecimpung dalam bidang ini menerima berkah tahunan.
Namun setiap kali sholat idul fitri selalu diingatkan :
ليس العيد لمن لبس الجديد لكن العيد من ايما نه يزيد.
Bukanlah orang yang berhari raya itu orang yang berbaju baru, tapi orang yang berhari raya adalah orang yang bertambah imannya.
Baju adalah alat untuk menutup kekurangan kekurangan tubuh /aurat. Dan sebaik baik baju dalam bahasa Al Qur'an adalah libas attaqwa, baju taqwa , adalah simbol bagi orang yang telah beroleh kemenangan dalam mengendalikan hawa nafsu sebulan penuh. Ia akan berubah menjadi pribadi baru bak memakai baju baru. Pribadi yang sempurna lahir dan batinnya karena ketakwaannya. Begitu cerdas leluhur kita menciptakan simbol idul fitri dengan baju baru ini.
Selanjutnya adalah lentera. Lentera identik dengan penerangan. Orang yang berpuasa akan semakin terang ruhaninya. Rohani biasanya terbelenggu oleh fisik yang dimanja baik dengan makanan ataupun kesenangan.maka orang yang berpuasa adalah memenjarakan jasmaninya untuk sementara waktu,agar ruhaninya beroleh penerangan. Orang yang senang tirakat puasa biasanya ruhaninya tajam .hal inilah yang mungkin karena dia peroleh nur ilahi.
Simbol lainnya adalah ketupat. Orang jawa menyebutnya dengan kupat. Kiroto basa dari Ngaku lepat. Yakni sebuah pengakuan jujur bahwa dia merasa salah dan dosa. Dari pengakuan inilah kiranya orang yang bersangkut paut dengan nya mau memaafkan. Dosa di sini bisa saja dosa yang nyata misalnya kita mengambil yang bukan hak kita, ataupun dosa yang secara tidak langsung merugikan pihak lain , ambil contoh misal kita sebagai guru kadang malas mengajar, memberi nilai yang tidak semestinya dan sebagai nya. Ketupat terbuat dari daun kelapa muda, janur. Ia dibikin dengan menganyamnya berbentuk bulat lonjong yang tengahnya diisi dengan beras. Ketupat yang telah diisi beras ini lalu direbus hingga matang, dan disajikan dengan lauk lainnya. Pesta ketupat ini biasanya dirayakan pada hari ketujuh lebaran setelah menjalani puasa sunnah 6 hari di bulan syawal. Sebagaimana al hadis menyatakan siapa yang puasa Ramadan dan diiringi dengan puasa 6 hari di bulan syawal dirinya seperti puasa satu tahun. Perhitungannya adalah jika satu hari beroleh 10 kebaikan kali 30 sudah 300 ditambah 6 kali 10 sama dengan 60 total 360 hari atau satu tahun.Demikian fadilah puasa 6 hari di bulan syawal.
Berikutnya adalah angpau ( sebutan dari bahasa mandarin dan ini yang trend) atau sangu ( orang Jawa ) adalah pemberian uang dari orang tua (baik tua umurnya ,ataupun status sosialnya) kepada yang di bawahnya atau anak anak. Angpau ini adalah wujud kasih sayang yang tua kepada yang muda. Hal ini adalah sebagai penjabaran nyata atas al hadis
ليس منا من لم يرحم صغيرنا ولم يوقر كبير نا
Bukanlah termasuk golonganku orang yang tidak sayang kepada yang lebih kecil dan tidak hormat kepada yang lebih tua.
Aturan tidak tidak tertulis menyatakan yang muda harus mengunjungi yang tua lebih dahulu, dari pada yang muda. Orang tua bila masih hidup pasti dikunjungi anaknya lebih dahulu dari pada yang lainnya , baru di lanjut ke pak de bu de, pak lik bu lik , misanan , kerabat dekat, tetangga dan baru kemudian dilanjutkan ke teman . Begitu juga seorang pejabat akan menerima tamu dari bawahannya dimana dia bekerja. Hal inilah yang merupakan cikal bakal mudik yang fenomenal di Indonesia.
Yang terakhir adalah simbol masjid. Masjid adalah tempat untuk menunjukkan kehambaan seseorang kepada penciptanya. Sebagaimana di nyatakan dalam Al Qur,an bahwa orang yang memakmurkan masjid hanyalah orang orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, melaksanakan sholat dan zakat. Dari simbol ini nampak tingkat ruhaniyah tertinggi dari efek orang yang beribadah di bulan Ramadan dan akhir nya berhak beroleh kemenangan hakiki, sehingga menjadi pribadi yang fitrah lahir batin. Wallohu a'lam.
Betak City, 26 Mei 2020
Mantep pak....
BalasHapusSubhanalloh...luarbiasa..tulisan panjenengan selalu padat ilmu Yii... Kalo ini sudah bukan latihan nulis lagi.
BalasHapusKetupat e mhn dikirim kan mas, situasi blm aman
BalasHapusSemakin produktif nulis pak...
BalasHapusNuwun Sewu pak Muhson..mohon kalau sempat ngudari makna ketupatnya lebih detail nggeh.. maturnuwun
BalasHapus