Rabu, 27 Mei 2020

Dimensi Prophetic dalam literacy



    Tidak dapat dipungkiri bahwa membaca dan menulis adalah hal yang mendasar dari sebuah peradaban manusia. Agama  Islam yang mula pertama diperintahkan adalah urusan membaca dan menulis. Karena dengan membaca  menulis akan terbuka pintu pengetahuan yang luas, pengetahuan yang tanpa batas. Pengetahuan yang manusia belum mengetahuinya. Maalam ya'lam. Dan itu adalah  berkat pena.

    Saya berasumsi 99 % orang bisa membaca tapi 99% orang jarang mau menulis. Ini termasuk saya , he he he. Terinspirasi dari menulis itu mudah, hakekatnya tiap manusia selama masih otaknya berfungsi ternyata dia punya file untuk ditulis. File di otak akan bermacam macam sesuai dengan eksperience masing masing. Dan file itu harus diupdete dengan banyak membaca. Membaca dalam pengertian sempit adalah membaca huruf, tapi dalam pengertian luas adalah membaca fenomena yang terjadi di sekitar kita. Dalam bahasa Islam ada ayat qouliyah dan Ayat kauniyah. Ini adalah file untuk diekplorasi dan diwujudkan dalam hasil karya nyata.

    Saya sepakat bahwa tidak ada tulisan yang tidak bagus. Yang tidak bagus adalah tidak adanya tulisan. Sama seperti orang ngaku pintar tapi tidak punya ijazah ,maka bagaimana kita tahu dia pintar? Membaca dan menulis adalah dua sisi mata uang. Dua duanya tidak bisa dipisahkan.

    Bila kita kaji lebih jauh ternyata ada nilai prophetic literasi. Yang saya maksud adalah dalam literasi ada nilai kenabian. Dalam diri nabi ada sifat tabligh, shidiq, amanah dan Fathonah.

   Tabligh dalam literasi adalah misi utama. Karena dalam literasi adalah menyampaikan file otak kita agar nanti nya bisa sampai ke orang lain. File itu akan abadi bila disimpan dalam tulisan. Fila otak (baca ilmu ) tidak ada artinya bila tidak disampaikan kepada orang lain. Ia tidak akan membuat dirinya mulia karena banyak nya ilmu yang tidak disampaikan. Justru akan menjadi bumerang di dunia apalagi di akhirat. Al hadis menyatakan;
من كتم علما الجمه الله من لجام من النار
Barang siapa menyembunyikan ilmu maka Allah akan mencambuknya dengan cambuk api neraka. ( ini hafalan qurdis tsanawiyah he hee , belum tahu rowinya).

    Kita ingat dalam sejarah ketika eropa masih dalam kegelapan , dunia islam sudah terang benderang dengan literasi. Wujud kongkrit dari literasi itu adalah dibukukannya hadis  hadis , sirah sirah, manaqib , dll yang tidak terhingga banyak, bukan hanya manuskrip keagamaan tapi juga merambah ke bidang bidang sosial ,ekonomi, politik, kedokteran dll.Itu semua karena umat Islam terpacu untuk maju berkat literasi.

     Shidiq dalam literasi adalah ketika kita menulis harus benar. Harus jujur, bukan hoax,   juga bahwa itu file kita, bukan copy paste, bila  ambil sumber harus dicantumkan sumbernya, ini adalah bagian dari etika literasi. Tidak ada salah nya menukil suatu sumber , bahkan itu harus , karena ilmu itu harus dikembangkan, sebagai mana tradisi ulama kita ada matan dan syarah , ini adalah bagian dari pengembangan  literasi.

    Amanah dalam literasi adalah keyakinan yang mendalam bahwa apa yang kita punya berupa file otak, itu adalah amanah, yang selanjutnya harus disampaikan kepada orang lain.File otak itu supaya mudah direcall lagi harus ditulis. Selain itu juga mudah untuk disebarluaskan dan tentunya tahan lama melintasi batas tahun.

       Fathonah dalam literasi adalah fungsi  cerdas mencerdaskan , penulis cerdas dan menginfeksi orang lain untuk cerdas.

    Akhir nya bila budaya baca tulis ini sudah mewabah , maka akan menjadi bangsa yang punya peradaban yang tinggi
     Semoga.

4 komentar: